Pages

Jumat, 08 Januari 2016

Definisi Teknologi Pendidikan Dari Tahun Ke Tahun, Terapan Konsep Teknologi Pendidikan Dalam Praktik Pendidikan Serta Contoh Kasusnya

Sejarah awal Teknologi Pendidikan
Teknologi Pendidikan merupakan suatu disiplin keilmuan yang bermula di Amerika Serikat.Konsep teknologi itu sendiri tak akan lepas dari definisi tentang sebuah cara, sebagai cotoh cara orang tua mendidik anaknya dengan memberikan pengalaman secara langsung dan memanfaatkan kondisi lingkungan,cara memecahkan suatu masalah dengan jalan dialog / diskusi dan lain-lain.
James D.Finn (1915-1969), Guru Besar Tetap dalam bidang pendidikan di University of Southern California (USC) dan Guru Besar Tamu di Michigan State dan Syracuse University  dinobatkan sebagai Bapak teknologi pendidikan karena karya-karyanya sejak tahun 1949 hingga 1969 menjadi suatu referensi klasik yang diterbitkan oleh AECT pada tahun 1972. Menurut Finn, tahun 1920-an adalah awal perkembangan teknologi pendidikan dengan munculnya pengajaran visual yang menggunakan alat bantu visual (gambar, model, objek).Namun masih memiliki kelemahan karena hanya mengutamakan bahan itu sendiri dan kurang memperhatikan desain, pengembangan, produksi, evaluasi, dan pengelolaan bahan itu. Dengan munculnya rekaman suara, aliran pengajaran visual berkembang menjadi pengajaran audiovisual.Namun itupun masih menemui kendala karena lebih menekankan perhatian kepada bahan daripada proses pengembangan bahan, dan tetap memandang bahwa audiovisual sebagai alat bantu guru dalam pengajaran.Di akhir Perang Dunia kedua muncul konsep baru yaitu teknologi pendidikan dalam hal teori komunikasi mengubah konsentrasi perhatian tidak hanya pada benda-benda melainkan juga kepada seluruh proses komunikasi mulai dari sumber sampai kepada penerima. Transisi dari pengajaran dari audiovisual ke komunikasi berlangsung secara paralel dan terintegrasi sedemikian rupa sehingga memungkinkan terjadinya pembelajaran.
Definisi tahun 1963
Definisi teknologi pendidikan telah berkembang lima kali terhitung mulai tahun kemunculannya 1960-an. Pengembangan definisi pertama kali dilakukan oleh the Technological Development Project dari The National Education Association dengan ketua tim Prof. Dr. Donald P. Ely. Pada tahun 1963 disahkan definisi yang pertama sebagai berikut:
Komunikasi audiovisual ialah cabang teori dan praktik pendidikan, khususnya yang berkepentingan dengan rancangan dan pemanfaatan pesan yang mengendalikan proses belajar. Kegiatan ini meliputi perencanaan, produksi, seleksi, pengelolaan dan pemanfaatan komponen-komponen sistem dan seluruh sistem instruksional. Tujuan praktisnya, yaitu efisiensi pemanfaatan setiap metode dan media komunikasi yang dapat menyumbang pengembangan potensi si-belajar secara penuh.
Definisi ini merubah kerangka teori secara menyeluruh yang awalnya berorientasi pada benda, indera dan wujud konkret, digantikan menjadi konsep proses hubungan yang dinamis dan berkelanjutan karena semua unsur saling berinteraksi dan mempengaruhi. Terkonsepnya perancangan dan pemanfaatan secara tepat dalam proses belajar. Definisi ini memicu perubahan nama dari Department of Audio Visual Instruction (DAVI) menjadi the Association for Educational Communication and Technology (AECT). Definisi ini menggunakan istilah “audiovisual communications”,”audiovisual”,”educational communications”, “instructioal teaching” silih berganti. Hal ini menyebabkan timbulnya keraguan akan nama yang sesungguhnya dari bidang yang bersangkutan.Selain itu masih terpaku pada perencanaan dan perancangan bahan ajar.
Definisi tahun 1970
Dilakukan usaha kedua untuk mendefinisikan teknologi pendidikan oleh the Comissioon on Instructional Technology yang dipimpin oleh Sidney Tickton pada tahun 1970-an. Definisi komunikasi audiovisual sebelumnya dikembangkan menggunakan acuan Pendekatan Sistem dan Pengembangan Instruksional.
Teknologi Instrusional adalah suatu cara yang sistematik untuk merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar pada manusia, serta dengan mempergunakan kombinasi sumber belajar insani dan non-insan agar terjadi pembelajaran yang lebih efektif.
Konsep ini menekankan pada :
1.      Teknologi pendidikan lebih mementingkan proses daripada produk / media peralatan.
2.      Teknologi pendidikan memanfaatkan sumber-sumber manusiawi dan nonmanusiawi.
3.      Produk-produk teknologi pendidikan digunakan sebagi “sumber belajar”.
4.      Teknologi pendidikan berlandaskan pada teori belajar dan komunikasi.
Ini sebagi upaya untuk memfasilitasi dan persiapan segala hal yang diperlukan bagi berlangsungnya proses pendidikan/pembelajarn yang lebih baik.
Definisi tahun 1972
Komisi Definisi dan Terminologi AECT mengeluarkan definisi ketiga :
Teknologi pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan memfasilitasi belajar pada manusia, melalui usaha sistematik dalam identifikasi, pengembangan, pengorganisasian, dan pemanfaatan berbagai macam sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses tersebut.
Definisi ini mengemukakan bahwa teknologi pendidikan sebagai suatu bidang; proses memfasilitasi belajar dan bukan kendali belajar; dan penggunaan istilah teknologi pendidikan. Namun kurang tepat untuk teori dan profesi maka dilakukan usaha perbaikan lagi.
Definisi tahun 1977
Diterbitkan oleh AECT, “The Definition of Educational Technology” sebagai berikut :
Teknologi pendidikan adalah proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi,dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.pemecahan masalah terjelma dalam bentuk sumber belajar yang dirancang, dipilih dan atau digunakan untuk keprluan belajar, dan yang terdiri dari pesan, orang, bahan, peralatan,teknik, dan latar (lingkungan). Proses analisi masalah merupakan fungsi pengembangan pendidikan dalam bentuk riset/teori, desain, produksi, evaluasi seleksi, logistik, pemanfaatan dan penyebaran. Proses pengarahan dan koordinasi merupakan fungsi pengelolaan pendidikan yang meliputi pengelolaan organisasi dan personel.
Teori ini meliputi 16 bagian yang saling terkait dan diharapkan dapat memberi penjelasan yang memadai. Perinciannya sebagai berikut :
1.      Istilah teknologi pendidikan berbeda dengan teknologi instruksional;yang terakhir merupakan bagian dari yang pertama.
2.      Teknologi pendidikan dapat membentuk teori karena danya gejala khusus yang menjadi orientasi dan prinsip.
3.      Teknologi pendidikan memiliki teknik intelektual yang unik dengan pendekatan sistematik yang menimbulkan efek sinergistik
4.      Teknologi pendidikan merupakan suatu profesi yang membutuhkan pendidikan khusus.
5.      Teknologi pendidikan beroperasi dalam konteks masyarakat yang lebih luas, berpihak pada kepentingan manusia dan meniadakan hal-hal klise.
6.      Teknologi pendidikan bergerak dalam keseluruhan bidang pendidikan.
Teknologi pendidikan dalam definisi 1977 dibagi menjadi 2 yaitu teknologi pendidikan (Educational Technology) dan teknologi pembelajaran (Instrucsional Technology). teknologi pendidikan sebagai proses yang kompleks dan  global mencakup orang , prosedur , ide, gagasan, dan organisasi.Sedangkan teknologi pembelajaran merupakan bagian dari teknologi pendidikan yang lebih spesifik ruang lingkupnya, terstruktur dan terarah.Namun masih terdapat kelemahan juga dalam teori tahun 1977, seperti tidak ada penjelasan tentang proses kompleks dan terpadu;keraguan perumusan definisi sehingga harus dinyatakan dalam 16 bagian; penggunaan istilah pendidikan yang meluas; penjelasan tentang pendidikan yang lebih banyak dihabiskan di sekolah; status keilmuannya; tidak ada ketentuan bahwa komponen harus dikelola secara efektif dan efisien sehingga kesemuanya itu mempersulit pengakuan dan komunikasi dengan bidang kajian lain.
Definisi tahun 1994
AECT membentuk suatu Komisi Definisi dan Terminologi pada tahun 1990 yang dipimpin oleh BarbaraB. Seels yang menghasilkan buku Instrucsional Technology: The Definition and Domains of the Field.
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta penilaian proses dan sumber untuk belajar.
Kompoen dalam definisi ini adalah teori dan praktik; kawasan desain; pengembangan; pemanfaatan; pengelolaan; penilaian;proses dan sumber; untuk keperluan belajar.
Definisi tahun 2004
AECT mengeluarkan kembali definisi teknologi pendidikan tahun 2004 sebagai berikut :
Teknologi Pendidikan adalah studi dan praktek etis memfasilitasi belajar dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan dan mengelola proses dan sumber teknologi yang tepat.
Dalam konsep ini minimal ada 9 elemen kunci yang dapat dirinci sebagai berikut:
1.      Study (Penelitian dan Praktek Reflektif)
2.      Ethical Practice (Praktek Etis): Kode Etik sebagai Landasan Praktek
3.      Facilitating (Memberikan Kemudahan Belajar)
4.      Learning
5.      Improving — Improving Performance
6.      Performance
7.      Create
8.      Using
9.      Managing
Definisi tahun 2008
  Definisi 2008 sudah lebih spesifik karena menekankan pada studi & etika praktek.  Berikut definisi Teknologi Pendidikan dari AECT Tahun 2008 :
Teknologi Pembelajaran adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengaturan proses dan sumber daya teknologi.
Penerapan konsep Teknologi Pendidikan beserta contoh
Perkembangan konsep penerapan teknologi pendidikan di Indonesia mengikuti perkembangan di Amerika Serikat. Sebagai contoh tahun 1951 diselenggarakan school broadcasting perintis di Jakarta, Bogor, Bandung, Cirebo. Tahun 1955 didirikan BKTPG (Balai Kursus Tertulis Pendidikan Guru) di Bandung. Lembaga yang menyelenggarakan kursus tertulis bagi calon guru SD.Pada tahun 1973 dalam rangka kerjasama dengan INNOTECH mulai diuji coba sistem SD PAMONG (Pendidikan Anak, Masyarakat, Orang Tua dan Guru). Praktik lain dengan beragamnya bentuk sistem dan strategi pembelajaran yang berkembang seperti Sistem SMP Terbuka dan Universitas Terbuka, pembelajaran berbasis masalah, komputer,elaboratif dan kooperatif melalui siaran televisi edukasi dan lain-lain. Contoh penerapan lainnya seperti sistem pendidikan jarak jauh yang dikoordinasi IDLN, maupun strategi dan teknik pembelajaran untuk pemecahan masalah dan belajar aktif.
Program aplikasi teknologi pendidikan secara nasional yang semula dikoordinasikan oleh Pustekkom Diknas yang sekarang ini telah menyebar dan melembaga. Melalui proyek- proyek TKPD, TKPLS, TKPT misalnya telah mewujudkan penataran guru jarak jauh dan dengan belajar mandiri, program Kejar paket A dan B, SLTP Terbuka, Universitas Terbuka, program pendidikan serjana, Magister, Doktor dalam Teknologi Pendidikan dan Departemen Pendidikan Nasional maupun lembaga di luar itu yng mempunyai skala dan tujuan yang berbeda.
Meskipun program peneapan dan pengembangannya berbeda namun punya visi umum yang sama yaitu :
Terwujudnya berbagai pola pendidikan dan pembelajaran dengan dikembangkannya dan dimanfaatkanyya aneka sumber, proses, dan sistembelajar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan, menuju terbentuknya masyarakat yang belajar dan berpengetahuan.

Referensi :
Prof. Dr. Yusufhadi Miarso, M.Sc. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

0 komentar:

Posting Komentar