Apabila ditinjau secara istilah, metode bermain
peran (role play) adalah bentuk metode
mengajar dengan mendramakan/ memerankan cara bertingkah laku dalam hubungan
sosial, yang lebih menekankan pada kenyataan-kenyataan di mana para murid
diikutsertakan dalam memainkan peranan di dalam mendramakan masalah-masalah hubungan
sosial.
Metode ini kadang-kadang disebut dengan dramatisasi. Dalam metode ini anak diberi kesempatan untuk mengembangkan imajinasinya dalam memerankan seorang tokoh atau benda-benda tertentu dengan mendapat ulasan dari guru agar mereka menghayati sifat-sifat dari tokoh atau benda tersebut. Dalam bermain peran, anak diberi kebebasan untuk menggunakan benda-benda sekitarnya dan mengkhayalkannya jika benda tersebut diperlukan dalam memerankan tokoh yang dibawakan. Contoh kegiatan ini misalnya anak memerankan bagaimana Bapak Tani mencangkul sawahnya, bagaimana kupu-kupu yang menghisap madu bunga, bagaimana gerakan pohon yang ditiup angin, dan sebagainya (Zuhairini, dkk., 1983: 101-102). Dalam role play siswa dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Pendapat dari Basri Syamsu Selain itu role play sering kali dimaksudkan sebagai bentuk aktivitas dimana pembelajar membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain (Masnur Muslich, 2009: 246-247).
Metode ini kadang-kadang disebut dengan dramatisasi. Dalam metode ini anak diberi kesempatan untuk mengembangkan imajinasinya dalam memerankan seorang tokoh atau benda-benda tertentu dengan mendapat ulasan dari guru agar mereka menghayati sifat-sifat dari tokoh atau benda tersebut. Dalam bermain peran, anak diberi kebebasan untuk menggunakan benda-benda sekitarnya dan mengkhayalkannya jika benda tersebut diperlukan dalam memerankan tokoh yang dibawakan. Contoh kegiatan ini misalnya anak memerankan bagaimana Bapak Tani mencangkul sawahnya, bagaimana kupu-kupu yang menghisap madu bunga, bagaimana gerakan pohon yang ditiup angin, dan sebagainya (Zuhairini, dkk., 1983: 101-102). Dalam role play siswa dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Pendapat dari Basri Syamsu Selain itu role play sering kali dimaksudkan sebagai bentuk aktivitas dimana pembelajar membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain (Masnur Muslich, 2009: 246-247).
Metode
role play ini sesuai dengan teori tindakan yang
menyatakan bahwa kita memutuskan apa yang kita lakukan sesuai dengan tujuan dan
interpretasi terhadap situasi dan kondisi lingkungan kita (Pip Jones, 2010:
24). Adapun beberapa alasan penggunaan metode role play sebagai berikut: 1) memperjelas gambaran suatu peristiwa
dari pelajaran yang diberikan, yang di dalamnya menyangkut orang banyak dan
atas pertimbangan didaktis lebih baik didramatisasikan dari pada hanya diceritakan
saja, 2) melatih anak-anak agar mampu menyelesaikan masalah-masalah sosial
mereka di kelak kemudian hari, 3) melatih anak-anak agar mudah bergaul,
mempunyai timbang rasa serta kemungkinan pemahaman terhadap orang lain dengan
berbagai permasalahannya. Sedangkan tujuannya tak lain adalah: 1) agar anak didik
dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain, 2) anak didik dapat
belajar bagaimana membagi tanggung jawab serta mengerti bagaimana mengambil
keputusan dalam situasi kelompok secara spontan, dan 3) diharapkan dapat merangsang
iklim pembelajaran dalam kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.
Salah satu kelebihan atau keunggulan metode bermain
peran yaitu mampu menarik perhatian anak, sehingga suasana kelas semakin hidup (Zuhairini,
dkk., 1983: 101-102). Kelebihan lain diantaranya, (1) Siswa akan
terlatih untuk memahami, dan mengingat isi bahan yang akan didramakan dengan
demikian, daya ingatan siswa menjadi tajam dan tahan lama, (2) Siswa akan
terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif, (3) Bakat yang terdapat pada siswa
dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul bibit seni drama dari sekolah, (4)
Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya, (5) Siswa
memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan
sesamanya, (6) Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar
mudah dipahami orang lain. Sehingga dapat diperoleh beberapa manfaat yang dapat diambil dari role play antara lain, pertama, role
play dapat memberikan semacam hidden
practice, di mana siswa tanpa sadar menggunakan ungkapan-ungkapan terhadap
materi yang telah dan sedang mereka pelajari. Kedua, role play melibatkan jumlah siswa yang cukup banyak, cocok untuk
kelas besar. Ketiga, role play dapat
memberikan kepada siwa kesenangan karena role
play pada dasarnya adalah permainan. Dengan bermain siswa akan merasa
senang karena bermain adalah dunia siswa. Bobby DePotter mengatakan masuklah ke
dunia siswa, sambil kita antarkan dunia kita (Masnur Muslich, 2009: 247).
Sedangkan kelemahan dari metode ini antara lain,
pertama, sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi
kurang kreatif. Kedua, metode ini memerlukan ketekunan, kecermatan dan banyak
memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahaman isi bahan pelajaran
maupun pada pelaksanaan pertunjukan. Ketiga, memerlukan tempat yang cukup luas,
jika tempat bermain sempit menjadi kurang bebas. Keempat, sering kelas lain
terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk
tangan, dan sebagainya, Kelima, guru yang kurang kreatif biasanya sulit
berperan menirukan sesuatu situasi/tingkah laku sosial yang berarti pula metode
ini baginya sangat tidak efektif. Keenam, Ada kalanya para murid enggan
memerankan suatu adegan karena merasa rendah diri atau malu. Ketujuh, apabila
pelaksanaan dramatisasi gagal, maka guru tidak dapat mengambil sesuatu
kesimpulan apapun yang berarti pula tujuan pengajaran tidak dapat tercapai.
Daftar Pustaka :
Zuhairini, dkk.
1983. Ilmu Pendidikan Islam.
Jakarta:Rineka Cipta.
Muslich, Masnur.
2009. Melaksanakan PTK Itu Mudah.
Jakarta: Bumi Aksara
Jones, Pip.
2010. Pengantar Teori-Teori Sosial.
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar