Pendidikan
dikatakan Wakil Presiden Yusuf Kalla harus memenuhi kebutuhan ke depan yaitu teknologi
dan persaingan dunia internasional, keterbukaan yang luar biasa dan hubungan
antarmanusia yang berubah. Pesantren sebagai lembaga pendidikan mendapat
tempat khusus di hati masyarakat Indonesia. Tidak hanya identik dengan gedung
tempat tinggal untuk para santri, pesantren menjadi tempat untuk membangun
sistem dan mutu pendidikan Indonesia yang lebih baik. Eksistensi pesantren
terjadi karena pesantren mampu menyesuaiakan diri dengan kebutuhan masyarakat,
dengan tanpa meninggalkan tradisi lama yang sudah mengakar di pesantren selama
bertahun-tahun yang dianggap masih relevan dan baik.
Pondok
pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia dan telah
berkembang dengan baik. Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang
berperan sebagai lembaga sosial telah banyak memberikan warna yang khas dalam
wajah masyarakat pedesaan sebagai lingkungan pesantren. Kebanyakan pondok
pesantren didirikan sebagai bentuk reaksi terhadap pola kehidupan tertentu yang
dianggap rawan, dengan demikian berdirinya pondok peantren menjadi salah satu
bagian tranformasi kultural yang berjalan dalam jangka waktu yang relatif
panjang. Karena hakekat pesantren sebagai titik awal tranformasi , dengan sendirinya
pesantren dipaksa oleh keadaan untuk memperolah alternatif terbaik bagi
kehidupan. Pesantren sebagai pilihan ideal ini sangat sesuai dengan kultur
agama Islam di nusantara ini. Walaupun pesantren diklaim sebagai lembaga pendidikan
tradisional, bukan berarti pesantren tidak mengalami perubahan dan penyesuaian.
Perubahan-perubahan tersebut demikian bertahap, rumit dan tertutup. Itulah
sebabnya bagi para pengamat yang tidak kenal pola pikiran Islam, maka
perubahan-perubahan tersebut tidak akan bisa dilihat, walaupun sebenarnya
terjadi di depan matanya sendiri, kecuali bagi mereka yang mengamatinya secara
seksama. Sistem pendidikan pondok pesantren dapat diartikan serangkaian
komponen pendidikan dan pengajaran yang saling berkaitan yang menunjang
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh pondok pesantren.
Pondok
pesantren tidak mempunyai rumusan yang baku tentang sistem pendidikan yang
dapat dijadikan sebagai acuan bagi semua pendidikan di pondok pesantren. Hal
ini disebabkan karakteristik pondok pesantren sangat bersifat personal dan
sangat tergantung pada Kiai pendiri. sistem pedidikan pesantren sebagai
berikut: Tujuan sistem pengajaran pondok pesantren lebih mengutamakan niat
untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat dari pada mengejar hal-hal
yang bersifat material. Seseorang yang mengaji disarankan agar memantabkan
niatnya dan mengikuti pengajian itu semata-mata untuk menghilangkan kebodohan
pada diri manusia. Pemerintah melalui Depag RI, membuat standarisasi pendidikan
agama di pondok pesantren. Dalam lokakarya intensifikasi pengembangan pondok
pesantren pada tanggal 2-6 Mei 1978 tentang tujuan pondok pesantren adalah untuk
membina warga negara agar berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran-ajaran
agama Islam dan menanamkan rasa keagamaan tersebut pada semua segi kehidupan
sebagai orang yang berguna bagi agama, masyarakat dan bangsa. Sedangkan dilihat
dari sisi kuriulum, pondok pesantren merupakan urutan kitab yang dipelajari oleh
santri, dimana kurikulum pesantren tidak distandarisasi secara kolektif.
Untuk
menentukan urutan kitab yang pengajarannya didahulukan, pesantren mendasarkan
pada kitab yang pembahasannya sederhana bagi santri pemula, setelah itu baru
dilanjutkan pada kitab yang pembahasannya lebih luas dan terurai. Depag RI,
sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap pembinaan dan pengembangan
pendidikan Islam, berupaya untuk menyusun standarisasi kurikulum pendidikan
pesantren yang dikembangkan menjadi lima jenjang pendidikan.
Pondok
pesantren dalam penyampaian pelajaran menggunakan dua sistem pengajaran, yaitu
sistem sorogan, yang sering disebut sistem individual, dan sistem bandongan
atau wetonan yang sering disebut kolektif. Pada perkembangan selanjutnya
sebagian pondok pesantren menyesuaikan diri dengan perkembangan lembaga
pendidikan formal yang ada disekitarnya, yang menggunakan sistem klasikal,
muncullah “Madrasah Diniyyah” yaitu madrasah yang hanya menyajikan materi
pelajaran agama dengan sistem klasikal. Dengan demikian pondok pesantren pada
saat ini sudah banyak menggunakan metode pengajaran sebagaimana sistem klasikal
dengan tidak meninggalkan sistem lama yaitu sorogan dan wetonan.
Dari segi
manajerial, pada masa awal pondok pesantren organisasi dan manajemen pondok
pesantren sangat sederhana, dimana kehidupan dalam pesantren hampir seluruhnya
diatur oleh para santri sendiri. Kiai tidak terlibat langsung dalam kehidupan
para santri. Peraturan sehari-hari di pesantren seluruhnya diurus para santri “lurah
pondok” bersama Kiai menyusun peraturan untuk persoalan-persoalan praktis, yang
pelaksanaannya diserahkan kepada lurah pondok. Pada perkembangan selanjutnya,
pondok pesantren menggunakan prinsip-prinsip organisasi dan manajemen
sebagaimana yang dipakai dalam lembaga pendidikan formal, walaupun dalam
tingkat yang berbeda. Karena itulah Depag RI, menyusun buku panduan
Administrasi Pesantren, untuk membantu pesantren dalam mengelola organisasi
pesantren.
Kehidupan pembelajaran
anak di pesantren bisa juga dikatakan sebagai pendidikan full day school. Ada
yang sekolah sambil mesantren, dan ada yang mesantren tok.Sekolah sambil
mesantrenmaksudnya pagi sampai dengan siang sekolah, dan sore atau malam
dilanjutkan dengan mengaji di pondok. Pada santri-santri di pesantren
salafiah,mereka ada full mempelajari kitab kuning, atau juga pada pesantren
yang terpadu, selain belajar kitab kuning, juga belajar sejumlah keterampilan
yang akan menjadi bekalnya di masyarakat pasca keluar dari pesantren. Misalnya
diberikan keterampilan bertani, beternak, berkebun, menyablon, membuat
kaligrafi, dan sebagainya. Belajar melalui praktek langsung, para santri
memperoleh ilmu dan keterampilan yang sangat berharga bagi mereka, kecakapan
hidupnya (life skill) semakin terasah(selengkapnya : http://www.kompasiana.com).
0 komentar:
Posting Komentar