“Character
determines someone’s private thoughts and someone’s actions done. Good character
is the inward motivation to do what is right, according to the highest standard
of behaviour, in every situation” (Hill, 2002).
Kurikulum 2013 terkenal
dengan pendidikan karakter. Pada dasarnya pendidikan karakter mengajarkan
kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan
bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara dan membantu mereka
untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Karakter yang menjadi
acuan seperti yang terdapat dalam The Six Pillars of Characteryang dikeluarkan
oleh Character Counts! Coalition( a project of The Joseph Institute of Ethics).
Enam
jenis karakter yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Trustworthiness, bentuk karakter yang membuat
seseorang menjadi: berintegritas, jujur, dan
loyal
b. Fairness, bentuk karakter yang membuat
seseorang memiliki pemikiran terbuka serta tidak
suka
memanfaatkan orang lain.
c. Caring, bentuk karakter yang membuat
seseorang memiliki sikap peduli dan perhatian
terhadap
orang lain maupun kondisi sosial lingkungan sekitar.
d. Respect, bentuk karakter yang membuat
seseorang selalu menghargai dan menghormati
orang
lain.
e. Citizenship, bentuk karakter yang membuat
seseorang sadar hukum dan peraturan serta peduli terhadap lingkungan alam.
f. Responsibility, bentuk karakter yang membuat
seseorang bertanggung jawab, disiplin, dan
selalu
melakukan sesuatu dengan sebaik mungkin.
Pendidikan
Karakter di Negara Lain
Begitu pentingnya pendidikan karakter mulai diterapkan sejak dini
di tingka sekolah dasara/ primary school. Tak hanya di negara Indonesia
tercinta, sumber yang ada menunjukkan bahwa pendidikan karakter di beberapa
negara seperti di Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan Korea. Apakah ada bukti
bahwa implementasi pendidikan karakter yang tersusun secara sistematis
betul-betul memiliki efek positif dalam pencapaian akademis? Jawabannya ya. Dari
beberapa studi hasil pendidikan karakter di Amerika dan Cina, pemerintah
Amerika sangat mendukung program pendidikan karakter yang diterapkan sejak
pendidikan dasar. Hal ini terlihat pada kebijakan pendidikan tiap-tiap negara
bagian yang memberikan porsi cukup besar dalam perancangan dan pelaksanaan
pendidikan karakter. Hal ini bisa terlihat pada banyaknya sumber pendidikan
karakter di Amerika yang bisa diperoleh. Kebanyakan, program-program dalam
kurikulum pendidikan karakter tersebut menekankan pada experimental study sebagai
sarana pengembangan karakter siswa.
The Monk Study. Dalam penelitiannya, Mr. Doug Monk dari Kingwood
Middle School di Humble, Texas, membandingkan evaluasi para guru terhadap murid
sebelum dan sesudah diimplementasikannya kurikulum Lessons in Character. Dalam
kurikulum yang lebih banyak mengajak murid untuk berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan
sosial dan mengembangkan kepekaan mereka, telah memberikan dampak positif dalam
perubahan cara belajar, kepedulian dan rasa hormat terhadap para staff sekolah,
dan meningkatnya keterlibatan para murid secara sukarela dalam proyek-proyek
kemanusiaan (Brooks, 2005). Di negara Cina, dalam program reformasi pendidikan
yang diinginkan oleh Deng Xiaoping pada tahun 1985, secara eksplisit
diungkapkan tentang pentingnya pendidikan karakter: Throughout the reform of
the education system, it is imperative to bear in mind that reform is for the
fundamental purpose of turning every citizen into a man or woman of character
and cultivating more constructive members of society (Li, 2005). Karena itu
program pendidikan karakter telah menjadi kegiatan yang menonjol di Cina yang
dijalankan sejak jenjang pra-sekolah sampai universitas.
Proses pendidikan karakter di Indonesia nampaknya masih belum bisa
berimbang. Hendaknya ketika seseorang siswa mencapai level perguruan tinggi,
pendidikan karakter yang diterapkan hanya beberapa tahun sebelum terjun ke
dunia kerja. Masih banyak sekolah yang walau menyadari bahwa karakter itu
penting, belum melakukan pembinaan serius untuk mengembangkan karakter yang
positif. Hal ini mengakibatkan input yang diterima perguruan tinggi bukanlah
mahasiswa yang siap untuk dididik karakternya. Salah satu solusi yang dapat
ditwarkan adalah tetap mencoba untuk menyusun sistem pendidikan yang bertujuan
meningkatkan kompetensi akademis dan juga karakter mahasiswanya dengan nama
pengembangan karakter (character development (CD)). Penetapan (CD) sebagai
salah satu rencana strategis dan penyusunan tim (CD) menjadi bukti komitmen
supervisor kebijakan. Berikut adalah garis besar proses pendidikannya. Masukan
adalah calon mahasiswa dari berbmahasiswa di jurusan ini. Dengan beragam latar
belakang, motivasi, dan kemampuan mahasiswa melalui proses belajar mengajar
yang berdasarkan nilai-nilai kagamaan. Sebagai keluaran yang diharapkan adalah
alumni yang memiliki kompetensi dan karakter yang baik.
0 komentar:
Posting Komentar