Pages

Jumat, 16 Juni 2017

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER

“Character determines someone’s private thoughts and someone’s actions done. Good character is the inward motivation to do what is right, according to the highest standard of behaviour, in every situation” (Hill, 2002). 
 Kurikulum 2013 terkenal dengan pendidikan karakter. Pada dasarnya pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara dan membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Karakter yang menjadi acuan seperti yang terdapat dalam The Six Pillars of Characteryang dikeluarkan oleh Character Counts! Coalition( a project of The Joseph Institute of Ethics).
Enam jenis karakter yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a.  Trustworthiness, bentuk karakter yang membuat seseorang menjadi: berintegritas, jujur, dan
loyal
b.  Fairness, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki pemikiran terbuka serta tidak
suka memanfaatkan orang lain.
c.  Caring, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki sikap peduli dan perhatian
terhadap orang lain maupun kondisi sosial lingkungan sekitar.
d.  Respect, bentuk karakter yang membuat seseorang selalu menghargai dan menghormati
orang lain.
e.  Citizenship, bentuk karakter yang membuat seseorang sadar hukum dan peraturan serta peduli terhadap lingkungan alam.
f.  Responsibility, bentuk karakter yang membuat seseorang bertanggung jawab, disiplin, dan
selalu melakukan sesuatu dengan sebaik mungkin.
Pendidikan Karakter di Negara Lain
Begitu pentingnya pendidikan karakter mulai diterapkan sejak dini di tingka sekolah dasara/ primary school. Tak hanya di negara Indonesia tercinta, sumber yang ada menunjukkan bahwa pendidikan karakter di beberapa negara seperti di Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan Korea. Apakah ada bukti bahwa implementasi pendidikan karakter yang tersusun secara sistematis betul-betul memiliki efek positif dalam pencapaian akademis? Jawabannya ya. Dari beberapa studi hasil pendidikan karakter di Amerika dan Cina, pemerintah Amerika sangat mendukung program pendidikan karakter yang diterapkan sejak pendidikan dasar. Hal ini terlihat pada kebijakan pendidikan tiap-tiap negara bagian yang memberikan porsi cukup besar dalam perancangan dan pelaksanaan pendidikan karakter. Hal ini bisa terlihat pada banyaknya sumber pendidikan karakter di Amerika yang bisa diperoleh. Kebanyakan, program-program dalam kurikulum pendidikan karakter tersebut menekankan pada experimental study sebagai sarana pengembangan karakter siswa.
The Monk Study. Dalam penelitiannya, Mr. Doug Monk dari Kingwood Middle School di Humble, Texas, membandingkan evaluasi para guru terhadap murid sebelum dan sesudah diimplementasikannya kurikulum Lessons in Character. Dalam kurikulum yang lebih banyak mengajak murid untuk berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan sosial dan mengembangkan kepekaan mereka, telah memberikan dampak positif dalam perubahan cara belajar, kepedulian dan rasa hormat terhadap para staff sekolah, dan meningkatnya keterlibatan para murid secara sukarela dalam proyek-proyek kemanusiaan (Brooks, 2005). Di negara Cina, dalam program reformasi pendidikan yang diinginkan oleh Deng Xiaoping pada tahun 1985, secara eksplisit diungkapkan tentang pentingnya pendidikan karakter: Throughout the reform of the education system, it is imperative to bear in mind that reform is for the fundamental purpose of turning every citizen into a man or woman of character and cultivating more constructive members of society (Li, 2005). Karena itu program pendidikan karakter telah menjadi kegiatan yang menonjol di Cina yang dijalankan sejak jenjang pra-sekolah sampai universitas.

Proses pendidikan karakter di Indonesia nampaknya masih belum bisa berimbang. Hendaknya ketika seseorang siswa mencapai level perguruan tinggi, pendidikan karakter yang diterapkan hanya beberapa tahun sebelum terjun ke dunia kerja. Masih banyak sekolah yang walau menyadari bahwa karakter itu penting, belum melakukan pembinaan serius untuk mengembangkan karakter yang positif. Hal ini mengakibatkan input yang diterima perguruan tinggi bukanlah mahasiswa yang siap untuk dididik karakternya. Salah satu solusi yang dapat ditwarkan adalah tetap mencoba untuk menyusun sistem pendidikan yang bertujuan meningkatkan kompetensi akademis dan juga karakter mahasiswanya dengan nama pengembangan karakter (character development (CD)). Penetapan (CD) sebagai salah satu rencana strategis dan penyusunan tim (CD) menjadi bukti komitmen supervisor kebijakan. Berikut adalah garis besar proses pendidikannya. Masukan adalah calon mahasiswa dari berbmahasiswa di jurusan ini. Dengan beragam latar belakang, motivasi, dan kemampuan mahasiswa melalui proses belajar mengajar yang berdasarkan nilai-nilai kagamaan. Sebagai keluaran yang diharapkan adalah alumni yang memiliki kompetensi dan karakter yang baik.

0 komentar:

Posting Komentar