Pages

Kamis, 22 Juni 2017

Perkembangan Emosi Remaja

Remaja berada dalam periode yang banyak mengalami masalah pertumbuhan dan perkembangan khususnya menyangkut dengan penyesuaian diri terhadap tuntutan lingkungan dan masyarakat serta orang dewasa. Kematangan hormon seks yang ditandai dengan datangnya menstruasi bagi remaja putri dan keluarnya mani melalui mimpi basah pada remaja putra dapat menimbulkan kebingungan dan perasaan cemas, khususnya apabila mereka belum disiapkan untuk menyikapi peristiwa tersebut secara positif. Banyak penelitian membuktikan bahwa perubahan-perubahan yang dialami tersebut akan berpengaruh terhadap perkembangan dan hubungan sosial remaja.
Para remaja mulai tertarik kepada lawan jenis, ketertarikan ini disatu sisi dapat menimbulkan konflik dalam diri mereka karena mungkin muncul perasaan malu, kurang percaya diri dan kebingungan dalam penyesuaian diri, agar bertingkah laku seperti yang diinginkan orang dewasa namun seringnya terkadang mereka melakukan tindakan yang merusak dan menyakiti orang lain. Kecenderungan tingginya gejolak emosi remaja perlu dipahami oleh pendidik khususnya orangtua dan guru. Untuk itu perlu dihindari hal- hal yang dapat menimbulkan emosi negatif seperti marah, sedih, kecewa, frustasi, cemas dan lainnya.
Hathersall (1985), merumuskan pengertian emosi sebagai situasi psikologis yang merupakan pengalaman subjektif yang dapat dilihat dari reaksi wajah dan tubuh. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa emosi adalah suatu keadaan kejiwaan yang mewarnai tingkah laku. Remaja memiliki karakteristik pemunculan emosi yang berbeda bila dibandingkan dengan masa kanak-kanak maupun dengan orang dewasa. Emosi remaja seringkali meluap-luap (tinggi) dan emosi negatif mereka lebih mudah muncul. Keadaan ini lebih banyak disebabkan masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka dan lingkungan yang menahalangi terpuaskannya kebutuhan tersebut ( Hurlock, 1980). Luella Cole (1963) mengemukakan bahwa ada 3 (tiga) jenis emosi yang menonjol pada periode remaja, yaitu :
Emosi marah, Emosi Takut dan Emosi Cinta
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Emosi
Munculnya emosi negatif pada diri remaja disebabkan oleh berbagai hal, Hurlock (1980) & Luella Cole(1963) menyimpulkan faktor penyebab yang menimbulkan emosi negatif pada diri remaja, yaitu:
1. Orang tua atau guru memperlakukan mereka seperti anak kecil yang membuat harga diri mereka dilecehkan.
2. Apabila dirintangi membina keakraban dengan lawan jenis.
3. Terlalu banyak dirintangi daripada disokong
4. disikapi secara tidak adil oleh orang tua
5. Merasa kebutuhan tidak dipenuhi oleh orang tua, padahal orang tua mampu.
6. Merasa disikapi secara otoriter, seperti dituntut patuh, banyak dicela hukum dan dihina.
E. Ciri-ciri Kematangan Emosi Remaja
Remaja yang sudah mencapai kematangan emosi dapat dilihat dari ciri- ciri tingkah lakunya sebagai berikut :
1. Mandiri dalam artian emosional yaitu bertanggung jawab atas diri sendiri dan orang lain.
2. Mampu menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya. Mereka tidak cenderung menyalahkan diri sendiri ataupun menyalahkan orang lain atas kegagalan yang dialaminya.
3. Mampu mengendalikan emosi-emosi negatif, sehingga pemunculannya tidak impulsif.
4. Mampu mengendalikan emosi-emosi negatif, sehingga pemunculannya tidak impulsif.
F. Ciri-ciri Ketidakmatangan Emosi
Remaja yang sudah tidak matang emosinya dapat dilihat dari ciri-ciri tingkah lakunya sebagai berikut :
1. Cenderung melihat sisi negatif dari orang lain.
2. Impulsif, kurang mampu mengendalikan emosi dan mudah emosional.
3. Kurang mampu menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya.
4. Kurang mampu memahami orang lain dan cenderung untuk selalu minta dipahami oleh orang lain.
5. Tidak mau mengakui kesalahan yang diperbuat dan cenderung menyembunyikannya atau lebih memilih sikap mekanisme pertahanan diri,
G. Cara-cara Meredam Emosi Negatif
Emosi negatif pada dasarnya dapat diredam sehingga tidak menimbulkan efek negatif. Beberapa cara untuk meredamnya itu adalah :
1. Berpikir positif dalam arti mencoba melihat sesuatu peristiwa atau kejadian dari sisi positifnya.
2. Mencoba belajar memahami karakteristik orang lain. Memahami bahwa orang lain memang berbeda dan tidak dapat memaksakan orang lain berbuat sesuai dengan keinginan diri sendiri.
3. Mencoba menghargai pendapat dan kelebihan orang lain. Mereka mendengarkan apa yang dikemukakan orang lain dan mengakui kelebihan orang lain.
4. Introspeksi dan mencoba melihat apabila kejadian yang sama terjadi pada diri sendiri, mereka dapat merasakannya.
5. Bersabar dan menjadi pemaaf. Mengahadapi sesuatu dengan sabar dan maaf
6. Mengalihkan perhatian pada objek yang memicu munculnya emosi.
H. Usaha Untuk Mengembangkan Emosi Remaja
Agar emosi positif pada diri remaja dapat berkembang dengan baik, dapat dirangsang dan disikap oleh orang tua maupun guru. Usaha untuk mengembangkannya adalah :
1. Orang tua dan guru serta orang dewasa lainnya dalam lingkungan anak (significant person) dapat menjadi model dalam mengekspresikan emosi-emosi negatif, sehingga tampilannya tidak meledak-ledak.
2. Adanya programlatihan beremosi nbaik disekolah maupun didalam keluarga. Misalnya dalam merespon dan menyikapi sesuatu yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.
3. Mempelajari dan mendiskusikan secara mendalam kondisi-kondisi yang cenderung menimbulkan emosi negatif dan upaya-upaya menggapainya secara lebih baik.

0 komentar:

Posting Komentar